Sebuah gagasan atau ide pembangun jembatan pada Desa
Desa/kelurahan : Tumbang Lahang
Kecamatan :
Katingan Tengah
Kabupate :
Katingan
Provinsi :
Kalimantan tengah (kalteng)
Profil tentang desa Tumbang Lahang
Tumbang Lahang adalah sebuah desa yang berada di kawasan
administratif kabupaten Katingan, tepatnya berada pada kecamatan Katingan
Tengah, kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah, Indonesia. Desa yang berada pada
koordinat 1°31'58"S 113°7'52"E
ini merupakan desa dengan penduduk berpenghasilan utama sebagai petani. Seperti
desa-desa lainnya di Kalimantan, penduduknya juga memanfaatkan hasil hutan dan
sungai. Adapun hasil hutan non kayu yang dijadikan sebagai pendapatan ekonomi
keluarga adalah karet dan rotan.
Tidak ada data jelas mengenai kapan berdirinya desa ini. Pada
tahun 40-an beberapa fotografer
dari Misi
Basel sudah
mengunjungi desa Tumbang Lahang dan mempublikasikan desa ini dan dikenal dunia.
Benar adanya, sejak tahun itu dan mungkin saja bersamaan dengan itu kemudian
masuklah sebuah yayasan gereja GKE yang berbasis di Banjarmasin dan mendirikan
sebuah sekolah dan komplek agrikultur di desa ini.
Pada masa jayanya (pada era 80 – 90an), desa ini dikenal luas
tidak hanya di Kalimantan tetapi juga dunia khususnya Jerman dan Swiss. Desa
ini terkenal dengan Sekolah Pertanian, dulu disebut dengan SPPK (Sekarang SMK
Agri Karya Bakti) seperti halnya Mandomai dengan STM - GKE nya. Banyak orang
tua yang merekomendasikan anak-anaknya untuk sekolah di desa ini mengingat
kualitas dan tenaga pengajar yang bagus juga. Pada waktu itu banyak tamu-tamu
luar negeri yang berkunjung, hampir setiap tahun dan ada juga yang berdomisili
sebagai tenaga khusus pada PLPP (Pusat Latihan Pendidikan Pertanian) di desa
ini. Begitu menawan, jika berkunjung ke desa ini, terutama melihat komplek PLPP
GKE maka akan langsung terlintas di benak kita bahwa kita sedang melihat
perkampungan kecil di barat dengan bangunan tertata rapi serta menganut
arsitektur ala barat dan juga pepohonan yang ditanam sedemikian rupa. Disini
kita akan melihat sentral peternakan sapi, perkebuan buah serta hamparan lahan
pertanian yang diolah dengan mesin-mesin pengolah lahan pertanian yang menjadi
andalan di PLPP GKE Tumbang Lahang pada masa itu.
Waktu pun perlalu, desa Tumbang Lahang yang dulunya ramai kini
mulai berkurang. Banyak dari penduduknya merantau dan menetap di daerah lain.
Betapa tidak, sekarang akses keluar dari desa jadi semakin mudah karena sudah
ada jalan darat yang menghubungkan desa ini dengan lainnya. Bangunan-bangunan
yang dulu menjadi andalan dan tujuan dari masyarakat disekitar desa Tumbang
Lahang seperti rumah sakit dan sekolah dan asramanya kini telah lapuk dimakan
usia. Masa jaya itu kini hanya menjadi sebuah kisah manis bagi orang-orang yang
sempat merasakan masa itu.
Sekarang ini, desa Tumbang Lahang tumbuh dengan bekal pernah
mengecap masa jaya bersama PLPP GKE Tumbang Lahang. Banyak warganya yang
mendapat keahlian dalam agrikultur. Di desa ini akan banyak kita jumpai kebun
buah seperti jeruk manis dan lainnya. Juga, Tumbang Lahang masih sebagai pusat
peternakan sapi potong sebagai penyuplai kebutuhan daging sapi di sekitarnya.
Bangunan dan sarana di desa ini terbilang cukup lengkap. Mulai
dari pusat kesehatan, rumah sakit dan posyandu. Untuk pendidikan di Tumbang
Lahang terdapat Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, SMP dan SMK. Demikian juga
tempat beribadah bagi warganya, ada Gereja, Balai Kaharingan (Balai Basarah)
untuk Hindu Kaharingan dan juga Mesjid. Hampir 60% penduduk desa Tumbang Lahang
menganut agama Kristen dan 40% lainnya agam Islam dan Hindu Kaharingan. Meski
demikian, adat-istiadat dan kepercayaan leluhur masih terprlihara disini, ada
banyak situs peninggalan para leluhur yang masih terpelihara baik seperti
Sandung, Sapundu dan lainnya.
Dulunya akses satu-satunya menuju desa ini adalah transportasi
air dengan mengarungi sungai Katingan dengan jarak tempuh sekitar 6 – 7 jam
dari ibukota kabupaten nya yaitu Kasongan dengan menggunakan perahu motor
berkecepatan rata-rata 20 - 30 km/jam. Sekarang transportasi sungai sudah
jarang dilalui, jalan darat yang menuju ke desa ini sampai ke ibukota
kecamatannya (Tumbang Samba) sudah cukup bagus. Dan perjalanan pun dapat
dicapai dengan waktu tempuh 3 – 4 jam dari Palangka Raya.
Jarak tempuh menuju desa Tumbang lahang:
± 5.5 KM - Tumbangsamba (ibukota kecamatan)
± 86.3 KM – Kasongan (ibukota kabupaten)
± 107.1 KM - Kotamadya
Palangka Raya (ibukota
provinsi)
Alasan saya ingin membuat jembatan
pada desa tumbang lahang,katingan tengah adalah sebagai penghubung antar desa tumbang
lahang dengan desa tumbang samba yang terpisah oleh sungai katingan.
Gambar aktivitas disungai katingan
Karena setiap pendudukan yang beraktivitas selalu menyebrangi sungai dengai
menggunakan kapal feeri.
Kapal feeri yang digunakan tidaklah
besar melainkan hanya perahu yang disatukan sehingga membentuk feeri seperti
yang ada pada gambar diatas.Saran saya untuk jembatan yang akan dibangun untuk
desa tumbang lahang cukup sederhana tetapi kualitas baik,contoh jembatan yang
saya ambil adalah jembatan kahayan.
Gambar jembatan kahayan kota
Palangkaraya (kalimantan tengah)
Mengapa saya mengambil jembatan yang cukup sederhana,sebab jembatan
tersebut pasti akan dibangun bagi masyarakat desa tumbang lahang yang sekarang
membutuhkan nya.