Rabu, 21 Juni 2017

GAYA-GAYA KEPEMIMPINAN



Pengertian Telling leadership, Selling leadership, Participing leadership, and Delegating leadership




         Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama. Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Sedangkan kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau melakukan yang diinginkan pihak lainnya.
Gaya Kepemimpinan Situasional, Teori Kepemimpinan Situasional adalah teori kepemimpinan yang dikembangkan oleh Paul Hersey, profesor dan penulis buku Situational Leader dan Ken Blanchard, penulis buku The One Minute Manager saat mereka terlibat pada edisi pertama buku Management of Organizational Behavior .
Hersey dan Blanchard mengatakan bahwa seseorang pemimpin harus menyesuaikan gaya kepemimpinannya (leadership style) dengan tahap pengembangan para bawahannya (follower development level) yakni berdasarkan sejauh mana kesiapan dari para bawahan tersebut untuk melaksanakan suatu tugas yang akan mencakup di dalamnya kebutuhan akan kompetensi dan motivasi.

Fondasi dasar teori kepemimpinan situasional adalah tidak ada satu gaya kepemimpinan yang terbaik. Model Gaya Kepemimpinan Situasional Hersey-Blanchard terletak pada dua konsep dasar yaitu perpaduan antara gaya kepemimpinan dan tahap pengembangan / tingkat kematangan individu atau kelompok.
Menurut Harsey dan Blanchard, terdapat empat gaya kepemimpinan (S1 sampai S4) yang disesuaikan dengan tahap pengembangan karyawan (D1 sampai D4). Gaya kepemimpinan yang akan diterapkan oleh seorang pemimpin akan menentukan keberhasilan tugas yang dilakukan oleh orang yang dipimpinnya.



S1: Telling (Pemberitahu) — Gaya ini paling tepat untuk kesiapan pengikut rendah (R1). Ini menekankan perilaku tugas tinggi dan perilaku hubungan yang terbatas. Gaya kepemimpinan telling (kadang-kadang disebut directing) adalah karakteristik gaya kepemimpinan dengan komunikasi satu arah. Pemimpin memberitahu individu atau kelompok soal apa, bagaimana, mengapa, kapan dan dimana sebuah pekerjaan dilaksanakan. Pemimpin selalu memberikan instruksi yang jelas, arahan yang rinci, serta mengawasi pekerjaan secara langsung.
Telling
CIRI-CIRI:
1. Komunikasi satu arah
2. Peranan dan tugas ditetapkan secara spesifik
3. Pelaksanaan tugas diawasi ketat
4. Pemecahan masalah dan pembuatan keputusan dilakukan pimpinan

S2: Selling (Penjual) — Gaya ini paling tepat untuk kesiapan pengikut moderat (R2). Ini menekankan pada jumlah tugas dan perilaku hubungan yang tinggi. Pada tahapan gaya kepemimpinan ini seorang pemimpin masih memberi arahan namun ia menggunakan komunikasi dua arah dan memberi dukungan secara emosional terhadap individu atau kelompok guna memotivasi dan rasa percaya diri pengikut. Gaya ini muncul kala kompetensi individu atau kelompok meningkat, sehingga pemimpin perlu terus menyediakan sikap membimbing akibat individu atau kelompok belum siap mengambil tanggung jawab penuh atas proses dalam pekerjaan.
Selling
CIRI-CIRI:
1. Komunikasi dua arah
2. Pembagian tugas ditetapkan pimpinan
3. Pelaksanaan tugas diawasi pimpinan
4. Menjelaskan tugas/keputusan
5. Mendengarkan pendapat, ide, saran pengikut/bawahan

S3: Participating (Partisipatif) — Gaya ini paling tepat untuk kesiapan pengikut tinggi dengan motivasi moderat (R3). Ini menekankan pada jumlah tinggi perilaku hubungan tetapi jumlah perilaku tugas rendah. Gaya kepemimpinan pada tahap ini mendorong individu atau kelompok untuk saling berbagi gagasan dan sekaligus memfasilitasi pekerjaan dengan semangat yang mereka tunjukkan. Gaya ini muncul tatkala pengikut merasa percaya diri dalam melakukan pekerjaannya sehingga pemimpin tidak lagi terlalu bersikap sebagai pengarah. Pemimpin tetap memelihara komunikasi terbuka, tetapi kini melakukannya dengan cenderung untuk lebih menjadi pendengar yang baik serta siap membantu pengikutnya. Tugas seorang pemimpin adalah memelihara kualitas hubungan antar individu atau kelompok.
Participating
CIRI-CIRI:
1. Komunikasi dua arah; pemimpin banyak mendengarkan
2. Saling bertukar ide dalam pemecahan masalah & pengambilan keputusan
3. Keputusan dibuat bersama dengan pengikut/bawahan
4. Mendukung dan menyokong usaha-usaha yang dilakukan pengikut/bawahan

S4: Delegating (Pendelegasian) — Gaya ini paling tepat untuk kesiapan pengikut tinggi (R4). Ini menekankan pada kedua sisi yaitu tingginya perilaku kerja dan perilaku hubungan dimana gaya kepemimpinan pada tahap ini cenderung mengalihkan tanggung jawab atas proses pembuatan keputusan dan pelaksanaannya. Gaya ini muncul tatkala individu atau kelompok berada pada level kompetensi yang tinggi sehubungan dengan pekerjaannya. Gaya ini efektif karena pengikut dianggap telah kompeten dan termotivasi penuh untuk mengambil tanggung jawab atas pekerjaannya. Tugas seorang pemimpin hanyalah memonitor berlangsungnya sebuah pekerjaan.
Delegating
CIRI-CIRI:
1. Peran pemimpin merumuskan masalah & saluran informasi
2. Pimpinan mendelegasikan pemecahan masalah & pengambilan keputusan kepada pengikut/bawahan
3. Pengikut/bawahan merencanakan & melaksanakan tugas
4. Pengikut/bawahan mengendalikan pelaksanaan tugas.
Dari keempat notasi diatas, tidak ada yang bisa disebut teroptimal setiap saat bagi seorang pemimpin. Pemimpin yang efektif butuh fleksibitas, dan harus beradaptasi di setiap situasi. Prinsip “One Size Fits All” tidak berlaku dalam gaya kepemimpinan, terutama menghadapi tingkat kesiapan bawahan yang  berbeda.

Situational Leadership Dalam Kehidupan Sehari-hari

Disadari atau tidak, situational leadership telah dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Hubungan antara orang tua dengan anak-anak dan gaya kepemimpinan dalam sebuah keluarga, sengaja atau tidak sengaja, seringkali didasarkan atas situasional leadership.

Apakah sama gaya kepemimpinan orang tua terhadap anak-anak di usia berapapun? Tentu tidak. Kepercayaan terhadap anak-anak akan sejalan dengan tingkat perkembangan psikologis dan sosial anak-anak.

Semakin banyak pengetahuan anak-anak tentang kehidupan sosial (di rumah, di sekolah, maupun di lingkungan sosial terdekat), biasanya ditandai oleh perkembangan kemandirian psikologis dan sosial anak-anak. Karena itu, semakin beranjak dewasa, kepercayaan orang tua kepada anak-anak akan semakin meningkat.

Pada saat masih balita sampai dengan lulus SD, gaya kepemimpinan orang tua adalah directing. Artinya, orang tua bertindak mengajarkan kepada  anak-anak bagaimana melakukan sesuatu, mengantar dan menjemput anak-anak, dan lain sebagainya. Orang tua lebih banyak memberikan instruksi, pengawasan, dan cenderung protektif.

Pada saat anak mencapai usia SLTP, gaya kepempinan orang tua adalah coaching. Instruksi dan pengawasan orang tua masih ketat, tetapi si anak mulai diajarkan untuk bertindak proaktif dan mampu mandiri untuk mengerjakan sehari-hari (mandi, membersihkan tempat tidur dan kamar, dan lain sebagainya). Orang tua masih melakukan antar jemput anak-anak ke sekolah, tetapi sesekali anak dibolehkan pulang sendiri bersama teman-temannya.

Di jenjang pendidikan SLTA anak-anak mulai belajar mandiri secara psikologis dan sosial. Gaya kepemimpinan orang tua pun berubah menjadi participating. Orang tua mulai melatih anak-anak dalam proses pengambilan keputusan. Frekuensi instruksi sangat sedikit, orang tua lebih banyak melalukan pendampingan. Kepercayaan kepada anak-anak semakin meningkat. Anak-anak mulai diberikan tanggung jawab yang lebih besar.

Gaya kepemimpinan delegating diterapkan pada saat anak-anak sudah kuliah. Instruksi dan pemberian contoh sudah sangat berkurang. Anak-anak tidak sekedar dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan. Tetapi anak-anak  bahkan sudah memiliki tanggung jawab untuk mengambil keputusan sendiri.

Sebagai pembanding untuk memahami situational leadership adalah  gaya kepemimpinan yang pernah diajarkan oleh Ki Hajar Dewantoro. Perkembangan kematangan psikologis dan sosial anak-anak dapat merubah gaya kepemimpinan anak-anak. Mulai dari ing ngarso sing tulodo, dilanjutkan dengan ing madya mangun karsa, dan terakhir tut wuri handayani.

Jika di usia balita sampai dengan SLTP orang tua lebih banyak melalukan ing ngarso sing tulada, maka di usia SLTA orang tua mulai menerapkan gaya kepimpinan ing madya mangun karsa. Sedangkan pada saat anak-anak sudah mulai kuliah dan matang secara psikologis dan sosial, orang tua mulai mengedapankan pendekatan tut wuri handayani.






sumber:

http://perilakuorganisasi.com/teori-kepemimpinan-situasional.html
https://yennywisang.wordpress.com/2012/03/27/situational-leadership/
http://ellopedia.blogspot.co.id/2010/09/kepemimpinan-leadership.html
http://perilakuorganisasi.com/teori-kepemimpinan-situasional.html




Unknown Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

Sabtu, 03 Juni 2017


Pengetahuan Yang Didapat Saat Mengikuti Kegiatan Seminar



A. Pengertian Seminar
    Seminar pada umumnya merupakan sebuah bentuk pengajaran akademis, baik di sebuah universitas maupun diberikan oleh suatu organisasi komersial atau profesional. Kata seminar berasal dari kata latin seminarum, yang berarti "tanah tempat menanam benih".
Sebuah seminar biasanya memiliki fokus pada suatu topik yang khusus, di mana mereka yang hadir dapat berpartisipasi secara aktif. Seminar seringkali dilaksanakan melalui sebuah dialog dengan seorang moderator seminar, atau melalui sebuah presentasi hasil penelitian dalam bentuk yang lebih formal. Biasanya, para peserta bukanlah seorang pemula dalam topik yang didiskusikan (di universitas, kelas-kelas seminar biasanya disediakan untuk mahasiswa yang telah mencapai tingkatan atas). Sistem seminar memiliki gagasan untuk lebih mendekatkan mahasiswa kepada topik yang dibicarakan. Di beberapa seminar dilakukan juga pertanyaan dan debat. Seminar memiliki sifat lebih informal dibandingkan sistem kuliah di kelas dalam sebuah pengajaran akademis.

B. Tujuan Seminar 
     Seminar tentunya haruslah direncanakan baik waktu, tempat, peserta dan juga menentukan pengarah dan sumber dari hasil karya ilmiah agar dapat terlaksana dengan baik sesuai dengn tujuan seminar yang akan dilaksanakan. Sebagaimana kita ketahui tujuan seminar pendidikan adalah untuk mengkoreksi kembali hasil dari sebuah karya ilmiah untuk mengambil keputusan bersama demi kesempurnaan hasil. Kegiatan seminar pendidikan tanpa perencanaan akan jauh dari pada tujuan seminar tersebut, seorang peneliti atau narasumber dalam seminar juga harus benar-benar sudah memahami dan menguasai isi dari hasil yang ia dapatkan dan peserta juga telah mengetahui untuk apa dia mengikuti seminar dan benar-benar sudah mengetahui minimal judul dari yang akan diseminarkan serta harus ada seorang pengarah dalam acara seminar tersebut.Adapun yang terlibat dalam seminar adalah :
  • Ruang seminar
  • Pengarah
  • Peserta
  • Moderator
  • Notulen
  • Jalannya seminar

C. Fungsi Seminar
     Kita sebagai mahasiswa yang aktif hendaklah mengikuti seminar,karena seminar sangat bermanfaat bagi kita untuk memperdalam ilmu.di samping itu seminar membuat kita bebas mengaspirasikan pendapat ataupun pertanyaan yang sulit kita ketahui.  Seminar Pendidikan ini juga berfungsi sebagai media komunikasi untuk saling memberikan andil pengetahuan dan bertukar pengalaman selain itu juga tempat ilmuan untuk mengidentifikasikan masalah, mengembangkan rencana dan metologi penelitian, dan tempat ilmuan memikirkan cara bagaimana menerapkan hasil penelitiannya.

CONTOH :
beberapa pengalaman saya saat mengikuti kegiatan seminar.

SEMINAR PERTAMA "Collaborating Engineering For Social Entrepreneurship"
Tanggal: 13 April 2017
Universitas Indonesia


        Informasi seminar yang saya dapat hanya dari info teman satu kelas waktu itu diberitahukan bahwa ada seminar di Universitas Indonesia. pada hari itu juga,tanpa langsung pikir panjang saya pun langsung bergegas mengikuti seminar tersebut yang diadakan di gedung Fakultas Teknik UI.
      setelah saya sampai ditempat seminar,saya dan teman saya langsung mengisi biodata diri untuk mengikuti seminar tersebut setelah selesai mengisi biodata saya pun langsung duduk dan mendengarkan apa yang dibicarakan oleh moderator,(Fathony Rahman,DBA - Universitas Prasetiya Mulya) sesuai judul beliau mengajarkan betapa pentingnya memulai berwirausaha dari usia kalian sekarang, dan dalam berwirausaha kalian tidak perlu yang nama memiliki modal yang cukup besar tanpa modal pun kalian bisa berwirausaha dengan miliki kreatifitas,wawasan yang luas dan kemauan kalian dalam berwirausaha.

setelah beliau selesai berbagi wawasannya tersebut,beliau pun mengadakan sesi tanya jawab  kepada peserta seminar, hanya ada beberapa peserta yang mulai bertanya karena kurang paham nya tentang berwirausaha dan setelah peserta tersebut selesai mengajukan pertanyaan nya beliau pun langsung menjawab pertanyaan dari peserta tersebut secara terperinci dan jelas.

kesimpulan yang saya dapat dari seminar beliau tersebut adalah kita diwajibkan untuk berwirausaha mulai sekarang selagi kita bisa berpikir dan ada kemau. memulai berwirausahan tidak perlu modal yang cukup besar sebab dari modal yang kecil pun kita bisa berwirausaha melalui pola pikir kita serta wawasan dan ke kreatifitas kita.






Foto bersama narasumber dan berserta teman-teman yang mengikuti seminar



SEMINAR KEDUA "Peace Journalism And Conflict Resolution"
Dalam rangka memeriahkan Festival Komunikasi 10 thn FIKOM-UP
Tanggal: 17 April 2017
Universitas Pancasila

Informasi seminar ini saya dapat masih dari info teman-teman saya satu kelas,judul yang dibawakan tentang seminar ini mengenai Peace Journalism And Conflict Resolution (jurnalisme perdamaian dan resolusi konflik). seminar ini mengenai per film-an yang ada di indonesia dan membahas persaingan per film-an indonesia yang masih jauh kalah dengan per film-an dari luar.

- seminar ini di isi oleh dari beberapa Narasumber:

1. Ir.Chand Parwez (Ketum Badan Perfilman Indonesia)

2. Rako Prijianto (Sutradara Film Ungu Violet(2005),Sang Kyai (2012)

3. Ferry Ardiansyah (Aktor,Sutradara Iklan,Prensenter)

4. Moderator: Riza Darma Putra,M.I.Kom.(Dosen Fikom UP)

- Isi dari seminar yang saya dengar mengenai:

a. perfilman Indonesia masih kalah saing dengan industry perfilman yg ada di luar.

b. pencapaian penonton per film-an Indonesia masih jauh dari target yg diinginkan.

c. film karya Raditya Dika terlaris di bioskop Indonesia.


Sebelumnya saya minta maaf sertifikat yang saya upload belum sempat saya kasih Nama


Foto bersama Teman satu kelas saat selesai mengikuti seminar di Universitas Pancasila
Unknown Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.


Pentingnya Peranan komunikasi terhadap Dunia Perusahaan Teknik Sipil




Komunikasi berasal dari bahasa latin “communis” atau ‘common” dalam Bahasa Inggris yang berarti sama. Berkomunikasi berarti kita berusaha untuk mencapai kesamaan makna, “commonness”. Atau dengan ungkapan yang lain, melalui komunikasi kita mencoba berbagi informasi, gagasan atau sikap kita dengan partisipan lainnya. Kendala utama dalam berkomunikasi adalah seringkali kita mempunyai makna yang berbeda terhadap lambang yang sama.
Sebagai makhluk sosial,di dalam kehidupannya sehari–hari,manusia harus melakukan komunikasi dan interaksi dengan orang lain. Dalam komunikasi, manusia membutuhkan orang lain atau suatu kelompok untuk melakukan interaksi. Hal ini merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial dengan sesama kelompok dan masyarakat. Di dalam organisasi atau perusahaan teknik sipil tersebut biasanya selalu terdapat bentuk kepemimpinan yang merupakan masalah penting untuk kelangsungan berjalannya suatu organisasi atau perusahaan, yang terdiri dari pimpinan dan karyawan atau anggota.
Perusahaan adalah suatu unit usaha yang mempunyai salah satu tujuan untuk mendapatkan keuntungan atau laba. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu kerja sama antara pihak manajemen dan karyawan. Karyawan adalah tulang punggung dari perusahaan yang akan melakukan berbagai kegiatan dalam menjalankan perusahaan. Kegiatan itu diantaranya adalah kegiatan produksi. Semakin banyak pengalaman dan keterampilan yang didapat oleh karyawan pada bagian ini, maka produk yang dihasilkan dari suatu perusahaan semakin berkualitas.
Sedangkan manajemen adalah sekumpulan orang yang melakukan kegiatan planning, organizing, leading dan controlling. Manajemen mempunyai tanggung jawab tertinggi atas berbagai pengambilan keputusan yang berkaitan dengan bidang yang dibawahi.
Dari dua elemen tersebut yaitu, karyawan dan manajemen merupakan satu kesatuan yang saling membutuhkan. Manajemen yang baik adalah manajemen yang dapat berkomunikasi dengan karyawan secara tepat. Banyak study mengenai berbagai pendekatan yang dapat dilakukan manajemen kepada karyawan, baik pendekatan formal maupun informal. Outbond atau melakukan wisata bersama merupakan salah satu cara mengetahui karakter masing-masing individu. Dengan diketahui karakter tersebut akan mempermudah manajemen dalam mendekati karyawannya.
Hubungan yang baik antara karyawan dan manajemen pun juga menghasilkan banyak manfaat. Ide-ide baru dari karyawan mengenai solusi dari masalah yang terjadi di perusahaan akan mudah terselesaikan. Produktivitas pun juga meningkat karena karyawan dengan suka rela memberikan tenaga dan pikiran pada perusahaan.
Di antara kedua belah pihak harus terjalin two way communications atau komunikasi dua arah atau komunikasi timbal balik. Untuk itu, diperlukan kerja sama yang diharapkan untuk mencapai cita–cita, baik cita–cita pribadi atau organisasi/ perusahaan, untuk mencapai tujuan organisasi atau perusahaan yang diinginkan. Komunikasi dan Interaksi yang terjadi merupakan suatu proses adanya suatu keinginan masing – masing individu untuk memperoleh hasil yang nyata dan dapat memberikan manfaat untuk kelanjutan hidup mereka.
Bila sasaran komunikasi dapat diterapkan di dalam suatu organisasi atau perusahaan, maka sasaran yang ditujupun akan beraneka ragam tetapi tujuan utamanya tentulah untuk mempersatukan individu–individu yang tergabung didalam organisasi atau perusahaan tersebut. Berdasarkan sifat komunikasi dan jumlah komunikasi, komunikasi dapat digolongkan ke dalam tiga kategori:

1. Komunikasi Antar Pribadi
Komunikasi ini penerapannya antara pribadi/individu dalam usaha menyampaikan informasi yang dimaksudkan untuk mencapai kesamaan pengertian, sehingga dengan demikian dapat tercapai keinginan bersama.

2. Komunikasi Kelompok
Pada prinsipnya dalam melakukan suatu komunikasi yang ditekankan adalah faktor kelompok, sehingga komunikasi menjadi lebih luas. Dalam usaha menyampaikan informasi, komunikasi dalam kelompok tidak seperti komunikasi antar pribadi. 

3. Komunikasi Massa
Komunikasi massa dilakukan dengan melalui alat, yaitu media massa yang meliputi cetak dan elektronik. 
Dengan landasan konsep-konsep komunikasi sebagaimana yang telah diuraikan, maka kita dapat memberi batasan tentang komunikasi dalam organisasi atau perusahaan secara sederhana, yaitu komunikasi antarmanusia (human communication) yang terjadi dalam kontek organisasi atau perusahaan . Atau dengan meminjam definisi dari Goldhaber, komunikasi organisasi diberi batasan sebagai arus pesan dalam suatu jaringan yang sifat hubungannya saling bergabung satu sama lain (the flow of messages within a network of interdependent relationships). Masing-masing arus komunikasi tersebut mempunyai perbedaan fungsi yang sangat tegas. Berikut adalah pengertian dan fungsinya :

1. Downward Communications

            Downward Communications adalah komunikasi yang berlangsung ketika orang-orang yang berada pada tataran manajemen mengirimkan pesan kepada bawahannya. Fungsi arus komunikasi dari atas ke bawah ini adalah:
 Pemberian atau penyimpanan instruksi kerja (job instruction)Ø
 Penjelasan dari pimpinan tentang mengapa suatu tugas perlu untuk dilaksanakan (job retionnale)Ø
 Penyampaian informasi mengenai peraturan-peraturan yang berlaku (procedures and practices)Ø
 Pemberian motivasi kepada karyawan untuk bekerja lebih baik.Ø


2. Upward Communication
            Upward Communication adalah komunikasi yang terjadi ketika bawahan (subordinate) mengirim pesan kepada atasannya. Fungsi arus komunikasi dari bawah ke atas ini adalah:
 1. Penyampaian informai tentang pekerjaan pekerjaan ataupun tugas yang sudah dilaksanakanØ
 2. Penyampaian informasi tentang persoalan-persoalan pekerjaan ataupun tugas yang tidak dapat diselesaikan oleh bawahanØ
 3.  Penyampaian saran-saran perbaikan dari bawahanØ
 4. Penyampaian keluhan dari bawahan tentang dirinya sendiri maupun pekerjaannya.Ø

3. Horizontal Communication
            Horizontal Communication adalah tindak komunikasi ini berlangsung di antara para karyawan ataupun bagian yang memiliki kedudukan yang setara. Fungsi arus komunikasi horisontal ini adalah:
 1. Memperbaiki koordinasi tugasØ
 2. Upaya pemecahan masalahØ
 3. Saling berbagi informasiØ
 4. Upaya pemecahan konflikØ
 5. Membina hubungan melalui kegiatan bersama.Ø

Proses Komunikasi
            Proses komunikasi diawali oleh sumber (source) baik individu ataupun kelompok yang berusaha berkomunikasi dengan individu atau kelompok lain, sebagai berikut:
1. Langkah pertama
yang dilakukan sumber adalah ideation yaitu penciptaan satu gagasan atau pemilihan seperangkat informasi untuk dikomunikasikan. Ideation ini merupakan landasan bagi suatu pesan yang akan disampaikan.

2. Langkah kedua
 dalam penciptaan suatu pesan adalah encoding, yaitu sumber menerjemahkan informasi atau gagasan dalam wujud kata-kaya, tanda-tanda atau lambang-lambang yang disengaja untuk menyampaikan informasi dan diharapkan mempunyai efek terhadap orang lain. Pesan atau message adalah alat-alat di mana sumber mengekspresikan gagasannya dalam bentuk bahasa lisan, bahasa tulisan ataupun perilaku nonverbal seperti bahasa isyarat, ekspresi wajah atau gambar-gambar.

3. Langkah ketiga
dalam proses komunikasi adalah penyampaian pesan yang telah disandi (encode). Sumber menyampaikan pesan kepada penerima dengan cara berbicara, menulis, menggambar ataupun melalui suatu tindakan tertentu. Pada langkah ketiga ini, kita mengenal istilah channel atau saluran, yaitu alat-alat untuk menyampaikan suatu pesan. Saluran untuk komunikasi lisan adalah komunikasi tatap muka, radio dan telepon. Sedangkan saluran untuk komunikasi tertulis meliputi setiap materi yang tertulis ataupun sebuah media yang dapat mereproduksi kata-kata tertulis seperti: televisi, kaset, video atau OHP (overheadprojector). Sumber berusaha untuk mebebaskan saluran komunikasi dari gangguan ataupun hambatan, sehingga pesan dapat sampai kepada penerima seperti yang dikehendaki.

4. Langkah keempat
perhatian dialihkan kepada penerima pesan. Jika pesan itu bersifat lisan, maka penerima perlu menjadi seorang pendengar yang baik, karena jika penerima tidak mendengar, pesan tersebut akan hilang. Dalam proses ini, penerima melakukan decoding, yaitu memberikan penafsiran interpretasi terhadap pesan yang disampaikan kepadanya. Pemahaman (understanding) merupakan kunci untuk melakukan decoding dan hanya terjadi dalam pikiran penerima. Akhirnya penerimalah yang akan menentukan bagaimana memahami suatu pesan dan bagaimana pula memberikan respons terhadap pesan tersebut.

5. Proses terakhir
dalam proses komunikasi adalah feedback atau umpan balik yang memungkinkan sumber mempertimbangkan kembali pesan yang telah disampaikannya kepada penerima. Respons atau umpan balik dari penerima terhadap pesan yang disampaikan sumber dapat berwujud kata-kata ataupun tindakan-tindakan tertentu. Penerima bisa mengabaikan pesan tersebut ataupun menyimpannya. Umpan balik inilah yang dapat dijadikan landasan untuk mengevaluasi efektivitas komunikasi.
Di dalam suatu organisasi atau perusahaan , sangat diperlukan komunikasi yang efektif demi kelancaran berjalannya kegiatan organisasi perusahaan. Yang dimaksud dengan komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang efektif dan tepat sasaran. Dalam komunikasi tersebut, efektifitas komunikasi diukur dari adanya keterbukaan antara pihak yang melakukan komunikasi, saling mendukung antara pihak yang melakukan komunikasi, bersikap positif, saling memahami antara pihak yang saling melakukan komunikasi, kesetaraan antara pihak yang melakukan komunikasi .
Pada zaman modern seperti sekarang , banyak organisasi atau perusahaan yang menggunakan media elektronik misalnya FAX, Phone, SMS, MMS, Internet, Email, Tele-Conference, Video Conference, dll sebagai media untuk berkomunikasi . Dengan menggunakan media elektronik tersebut , dampak positifnya , kegiatan komunikasi bisa berjalan lebih mudah, efektif dan efisien. Dampak negatifnya, bisa menyebabkan melimpahnya informasi dan berkurangnya kesempatan untuk berkomunikasi kontak muka. Jadi melakukan komunikasi dengan menggunakan media elektronik tidak selalu mendapatkan dampak positifnya, tetapi juga ada dampak negatifnya.


Unknown Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

www.ayeey.com www.resepkuekeringku.com www.desainrumahnya.com www.yayasanbabysitterku.com www.luvne.com www.cicicookies.com www.tipscantiknya.com www.mbepp.com www.kumpulanrumusnya.com www.trikcantik.net